Diskusi Minggu Ini

LAYANAN INFORMASI

Layanan informasi merupakan salah satu bentuk kegiatan membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, social, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
Layanan informasi sebagai salah satu jenis layanan dalam bimbingan dapat dilaksanakan melalui berbagai format, yaitu: format individual, kelompok, klasikal, lapangan, dan pendekatan khusus.
Ada berbagai materi yang bisa dikembangkan untuk melaksanakan layanan informasi, sep
erti:
1. Informasi tentang perkembangan potensi, kemampuan dan kondisi pribadi: Kecerda
san; Bakat; Minat; Karakteristik pribadi; pemahaman diri; Tugas perkembangan, tahap perkembangan; Gejala perkembangan tertentu; Perbedaan individual; Keunikan diri.
2. Informasi tentang potensi, kemampuan dan kondisi hubungsn social: Pemahaman terhadap orang lain; Kiat berteman; Hubungan antar remaja; Hubungan dalam keluarga; Hubungan dengan guru, orang tua dan pimpinan masyarakat; Data sosiogram.
3. Informasi tentang potensi, kemampua, kegiatan dan hasil belajar: Kiat belajar; Kegiatan belajar di dalamkelas; Belajar kelompok; Belajar mandiri; Hasil belajar mata pelajaran; Persiapan Ulangan, Ujian UAS, UAN.
4. Informasi tentang potensi, kemampuan, dan arah dan kondisi karir: Hubungan antara bakat, minat pekerjaan, dan pendidikan; Persyaratan karir; Pendidikan umum dan pendidikan kejuruan; Informasi karir dan pekerjaan.

Berbagai materi layanan informasi kecenderungannya masih diberikan secara klasik, misalnya dengan menggunakan metode ceramah. Tidak salah dengan metode ceramah, tetapi yang perlu untuk disoal ialah dampak dari ceramah. Apakah ceramah mampu menyentuh dan menggerakkan peserta didik untuk untuk melakukan tindakan sebagaimana diinformasikan?

Sebagai alternatif penyampaian materi informasi ialah dengan mengunakan cara-cara baru (kontemporer) yang mengandung unsur baru (novelty). Dengan cara baru tersebut diharapkan mampu memberikan sentuhan baru, sehingga peserta didik mampu tergerak hati dan pikirannya untuk melakukan suatu tindakan sebagaimana isi informasi yang diterimanya.
Contoh: Penerapan Metode Confluent Educatation untuk Meningkatkan Motivasi dalam Karir dan Pekerjaan.
Metode Confluent Educatation merupakan proses pendidikan yang memadukan pengalaman afektif dengan belajar kognitif di kelas ( Sri Rumini, 1993: 112). Lewat proses tersebut konselor berupaya untuk menyentuh aspek afeksi peserta didik lewat modelling, mengemukakan ekspektasi, dan pengajaran langsung. Melalui pengalaman afektif, yaitu peserta didik membicarakan nilai panutan dari tokoh/nara sumber; untuk kemudian siswa membandingkan dengan pengalaman sendiri. Pengalaman tsb menjadi bermakna ketika siswa mengahadapi situasi serupa sehingga akhirnya siswa memahami isi dan memperoleh kesadaran antar pribadi.
Terkait dengan metode Confluent Educatation, Lawrence (2003) menyebutnya sebagai cara mengajari sikap tidak mudah menyerah, pentingnya menghadapi kegagalan. Sementara itu, Ratna (2005) menyebutkan bahwa program pendidikan melalui pengalaman akan memotivasi anak. Pengalaman tsb harus diatur, sehingga siswa punya kesempatan untuk membuat refleksi penghayatan. Pengalaman yang diatur tersebut adalah pengalaman afektif yang diperoleh melalui cerita dari nara sumber tentang kisah perjalanan hidup dalam memperoleh kesuksesan.
Agar peserta didik memperoleh pengalaman yang teratur dapat ditempuh melalui pemberian cerita fiksi. Menurut Sayuti (1995:5) cerita fiksi menjadi pembelajaran yang menarik jika bersifat evokatif (daya gugah tinggi agar siswa menghayati), dan sugestif (daya saran alternatif), sehingga peserta didi memperoleh nilai panutan.
Nilai-nilai panutan dari nara sumber akan tertanam dalam sanubari siswa seperti : Semangat tidak putus asa, keuletan, ketegaran dalam mengahadapi tantangan hidup, dan akan menjadi self reinforcement/penguat diri dalam memperoleh keberhasilan hidup
Dengan demikian tahapan penerapan metode confluent education dapat ditempuh melalui tahapan sebagai berikut:

1. Implementasi Confluent Education dengan Bacaan perjalanan hidup seseorang yang berhasil: perjalanan hidup nara sumber dalam meraih kesuksesan dengan menggunakan media bacaan.
2. Implementasi Confluent Education dengan Mendengar rekaman perjalanan hidup seseorang yang berhasil: rekaman cerita fiksi dalam bentuk drama tentang perjalanan hidup nara sumber
3. Implementasi Confluent Education dengan Mendengarkan langsung dari nara sumber tentang perjalan hidupnya: mengundang nara sumber untuk berbagi pengalaman hidup yang dialaminya.

Kepada teman-teman prodi BK FKIP UMK, dipersilakan untuk merealisasikan penerapan metode Confluent Education tersebut di atas khususnya untuk tahap pertama dan kedua. Sedangkan untuk tahap ketiga, teman-teman cukup mereferensikan nama tokoh atau figur yang sesuai dengan tahap pertama dan kedua.
Pekerjaan dilakukan secara kelompok (sesuai dengan kelompok kerja masing-masing) dan hasilnya dikirim minggu ini ke:
ukisukiman@gmail.com

0 komentar:

Posting Komentar

Return top